Pekanbaru (ANTARA News) - Orang tua dari Didik Herwanto, jurnalis korban penganiayaan oknum TNI AU mengalami trauma akibat aksi brutal oknum TNI AU hingga tak berani melihat tayangan berita di televisi.
"Orang tua saya sampai sekarang tidak bisa menerima perlakuan oknum itu terhadap saya, bahkan ibu sampai tak
berani menonton berita di TV karena miris melihat rekaman pemukulan itu," kata Didik di Pekanbaru, Jumat.
Fotografer Riau Pos yang biasa disapa Didong itu, adalah salah satu korban penganiayaan oknum TNI AU yang salah satu pelakunya adalah Letkol Robert Simanjuntak. Insiden itu jelas tertangkap kamera wartawan lainnya dan kini tersebar luas ke seluruh dunia.
Penganiayaan itu terjadi saat Didik melakukan tugas jurnalistik di lokasi jatuhnya pesawat tempur Hawk 200 di Kabupaten Kampar, Riau, pada 16 Oktober lalu.
"Umi (Ibu) gak bisa terima sampai sekarang dan gak mau nonton TV. Masak anakku dipijak-pijak seperti itu," kata Didik menirukan perkataan ibunya.
Didik dipukul, dicekik dan diinjak karena mengambil gambar Hawk yang jatuh di Riau. Selain itu, kamera milik Didik juga dirampas oleh petugas lainnya, sebagaimana bisa disaksikan dalam berbagai tayangan televisi.
Aksi Robert itu kemudian memicu hal serupa yang dilakukan personel TNI AU lainnya kepada wartawan yang meliput insiden pesawat Hawk. Korban lain di antaranya pewarta Kantor Berita ANTARA, FB Rian Anggoro, dan Roby dari Riau Televisi.
Insiden itu kemudian dikecam banyak kalangan, sehingga pihak TNI AU meminta maaf dan berjanji akan memproses hukum para pelaku.
Meski dalam kondisi trauma, Didik mengatakan kedua orang tuanya terus memberikan dukungan agar kasus penganiayaan tersebut diselesaikan lewat jalur hukum.
Secara pribadi Didik memang sudah memaafkan perbuatan Robert, namun itu tak menyurutkan upaya penegakan supresmasi hukum.
Dukungan tersebut, lanjutnya, terus disampaikan oleh ayahnya H. Rabin setiap hari melalui sambungan telepon.
"Pokoknya kamu jangan pernah takut, hadapi terus dan jangan lupa banyak-banyak berdoa dan beribadah agar terus mendapatkan lindungan Allah," kata Didik mengutip pesan-pesan dari ayahnya.
Didik menambahkan dukungan penuh dari pihak keluarga menjadi kekuatan baginya untuk mendesak agar ada kepastian hukum dalam penyelesaian kasus penganiayaan terhadap insan pers oleh oknum TNI AU. (F012/M027)
Posting Komentar