Surabaya – Fenomena gerhana matahari total yang akan melintas di 11 provinsi di Indonesia pada Rabu, (9/3) mendatang belakangan ini menggugah rasa penasaran tak terkecuali warga Surabaya. Sejumlah provinsi tersebut diantaranya, Bengkulu, Palembang, Jambi, Bangka Belitung, Palangkaraya, Sampit ( Kalimantan Tengah), Balikpapan ( Kalimantan Timur), Kalimantan Barat, Palu, Poso, Luwuk (Sulawesi Tengah), Sulawesi Barat dan Ternate dan Halmahera (Maluku Utara).   

Seperti diketahui, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dapat menyaksikan fenomena menakjubkan tersebut dari wilayah daratan. Pasalnya gerhana matahari yang terjadi nanti terjadinya di lautan India dan berakhir di Pasifik dekat dengan Hawaii AS.

BBC Indonesia melansir, ada sejumlah wilayah di Indonesia yang tidak sepenuhnya dapat menyaksikan gerhana matahari secara total. Diantaranya wilayah Medan, Denpasar, Makassar, dan Jayapura.

Menyebabkan Kebutaan
Terkait adanya kekhawatiran sebagian masyarakat bila menyaksikan gerhana matahari secara langsung dapat mengalami kebutaan, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengatakan, bahwa hal itu merupakan mitos modern.
 
"Ya kalau setiap hari kita melihat cahaya matahari langsung memang berbahaya, dan itu sama halnya saat kita melihat gerhana. Karena bisa menyebabkan solar retinopaty, yaitu retina bisa rusak apalagi melihatnya terlalu lama. Tanda-tandanya yaitu muncul bintik hitam di pandangan mata dan itu sangat susah disembuhkan. Jadi sebaiknya ketika gerhana matahari total sudah bergesar dan berganti cahaya yang terang seperti biasa, itulah yang bisa merusak mata," papar Thomas.

Sebaiknya, lanjut Thomas, gunakan kacamata hitam, rol film, atau bekas foto rontgen agar aman saat melihat gerhana matahari.



Foto Ilustrasi gerhana matahari total
Reporter : Dicky Wijaya
 

Posting Komentar